Mahasiswa Ilkom USM Bantu Sosialisasi Film ”Ketika Tuhan Berkata”

Sebanyak delapan mahasiswa Jurusan Ilmu Komunikasi Universitas Semarang (Ilkom USM) membantu menyosialisasikan Gala Premier Film ''Ketika Tuhan Berkata'' di Gedung Keuangan Negara II Jl Imam Bonjol No 1D, Semarang Utara pada 15 Desember 2024.

SEMARANG (MEDIAAKTUAL.ID) – Sebanyak delapan mahasiswa Jurusan Ilmu Komunikasi Universitas Semarang (Ilkom USM) membantu menyosialisasikan Gala Premier Film ”Ketika Tuhan Berkata” di Gedung Keuangan Negara II Jl Imam Bonjol No 1D, Semarang Utara pada 15 Desember 2024.

Ke-8 mahasiswa Ilkom tersebut Samuel Henry, Kiki Dian, Khairina Rihadatul Aisy, Salma Atika, Febriana Intan, Defi Fadilah, Aprilia Chrisan, Nur Sukma Melisa.

Bacaan Lainnya

Film yang menceritakan tentang lima sekawan yang mempunyai latarbelakang berbeda itu merupakan karya kolaborasi Komunitas Sulbi (Sahabat Unik Luar Biasa) dan Komunitas Jejak Penolong.

Kegiatan dihadiri oleh Ketua Himpunan Masyarakat Inklusi Kota Semarang, Basuki. Pada kesempatan itu, Basuki memberikan pandangannya tentang pentingnya film ini dalam mempromosikan nilai-nilai inklusi.

Dia menekankan pentingnya film tersebut untuk memperkenalkan konsep inklusi yang sebenarnya kepada masyarakat.

”Kita berharap, promosi terhadap konsep inklusi ini bisa diterima masyarakat dengan tepat. Jangan sampai apa yang sudah kita upayakan tidak dipahami dengan baik, sehingga masyarakat kembali melihat penyandang disabilitas sebagai sebuah beban atau aib yang harus disembunyikan,” ujar Basuki.

Dia mengatakan, penyandang disabilitas memiliki hak yang setara dengan masyarakat lain.

Menurutnya, peran media sangat penting, khususnya film, dalam mendukung program inklusi.

”Film ini dapat membuka wawasan masyarakat bahwa penyandang disabilitas juga bisa sekolah di sekolah umum. Ini juga mengingatkan pemerintah agar lebih memperhatikan pentingnya sekolah inklusi. Sampai saat ini, sekolah inklusi masih menjadi prioritas di beberapa tempat saja, padahal aturannya semua sekolah harus inklusi,” jelasnya.

Dia menambahkan, edukasi yang lebih masif dan tepat sasaran sangat diperlukan agar semua pihak, termasuk sekolah, benar-benar memahami dan mengaplikasikan konsep inklusi sesuai aturan.

Pihaknya mengapresiasi atas regulasi yang telah diterapkan di Kota Semarang untuk mendukung inklusi sosial.

”Kalau Semarang, kita anggap sebagai sebuah kota yang top. Regulasi sudah ada, mulai dari perda, peraturan wali kota, hingga peraturan kepala dinas terkait sekolah inklusi. Tinggal bagaimana implementasinya dalam kehidupan sehari-hari,” tambahnya.

Dia menjelaskan, film “Ketika Tuhan Berkata” menjadi salah satu upaya untuk menggugah kesadaran masyarakat tentang pentingnya inklusi sosial.

Dia berharap, film tersebut dapat mengubah stigma negatif yang masih melekat di masyarakat dan mendorong pemerintah untuk terus memperkuat komitmennya terhadap program inklusi.

”Acara gala premier ini menjadi bukti bahwa seni dan media dapat menjadi alat edukasi yang efektif dalam menciptakan masyarakat yang lebih inklusif dan adil,” ungkapnya.

01

Pos terkait